Minggu, 31 Maret 2013

PERSEPSI ATENSI


PERSEPSI DAN ATENSI

*        Teori Persepsi
De Vito (1997:75), persepsi adalah proses ketika kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera kita
Gulo (1982:207) mendefinisikan persepsi sebagai proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi 
1. Faktor Internal 
*        Fisiologis
*        Perhatian
*        Minat
*        Kebutuhan yang searah
*        Pengalaman dan ingatan
*        Suasana hati

2.  Faktor Eksternal
*        Ukuran dan penempatan dari objek atau stimulus
*        Warna dari objek - objek
*        Keunikan dan kekontrasan stimulus
*        Intensitas dan kekuatan dari stimulus
*        Motion atau gerakan

Contoh-Contoh Persepsi Gambar-gambar yang terlihat bergerak]

1.        





Persepsi gambar seperti bergerak itu terjadi karena kita melihat sesuatu itu cenderung secara terorganisasi, berdasarkan Hukum Gestalt :
1.    Kedekatan     : Sesuatu yang cenderung berdekatan dan muncul dalam waktu bersamaan dianggap satu kesatuan
2.    Kesamaan   : Sesuatu yang sama dianggap satu kesatuan
3.    Ketertutupan               : Sesuatu yang cenderung menutup disebut satu kesatuan

ATENSI
*        Teori Atensi
William James
“pemusatan pikiran, dalam bentuk yang jernih dan gamblang, terhadap sejumlah objek stimulan atau sekelompok pikiran”

Macam-Macam Atensi
*        Fokus dan margin
*        Melihat selektif
*        Mendengar selektif
*        Pemilihan awal dan lambat
*        Menggabungkan ciri

5 Isu Terkait Atensi          :

.1. Kapasitas pemprosesan & selektivitas, memperhati-kan sejumlah stimuli eksternal dari dunia eksternal,alih-alih seluruh stimuli yang ada.
2. Kendali, kendali pilihan stimuli untuk diperhatikan.
3. Pemprosesan otomatis, proses rutin yg amat familiar sehingga hanya memerlukan sedikit atensi sadar.
       Tiga karakteristik pemprosesan otomatis (Posner &Snyder):
a. Pemprosesan otomatis terjadi tanpa ada niat sadar
b. Pemprosesan otomatis tersembunyi dari kesadaran
c. Pemprosesan otomatis menggunakan hanya sedikit(atau tidak sama sekali) sumber daya sadar

4. Neurosains kognitif, otak & sistem saraf pusat adalah pendukung anatomis bagi atensi.
5. Kesadaran, atensi membawa peristiwa-peristiwa kealam kesadaran

Model – Model Atensi Selektif
  1. Model Penyaringan : Broadbent
              berhubungan dengan teori saluran tunggal → pemrosesan informasi dibatasi oleh kapasitas saluran yang tersedia.
       Tidak mengizinkan informasi yang diabaikan
              Saraf yang menerima pesan :
              1. serabut saraf yang distimulasi, atau
              2. jumlah impuls saraf yang di hasilkan
2. . Model Atenuasi: Treisman
              Informasi yang diabaikan sebagai sinyal yang lemah, dapat menembus “ kamus” perseptual bila sinyal tersebut sinyal yang penting.
              Penyaringan informasi menggunakan atenuator
Ø  Atenuator mengurangi gangguan dari objek yang jauh, dan menjaga sinyal-ke-gangguan yang tepat.
Ø  Atenuator hanya memilih sinyal berdasarkan karakter fisik umum seperti lokasi atau kualitas suara

             


PROSES LUPA




Kelupaan


Kelupaan terjadi karena materi yang disimpan dalam ingatan itu jarang ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran yang akhirnya mengalami kelupaan. Hali itu dikarenakan interval merupakan titik pijak dari teori-teori tentang kelupaan.
Ada lima teori lupa, yaitu:
1.      Decay Theory (Atropi), teori ini beranggapan bahwa memori menjadi semakin aus dengan berlalunya waktu bila tidak pernah diulang kembali (rehearsal). Informasi yang disimpan dalam memori akan meninggalkan jejak-jejak (memory trace) yang bila dalam jangka waktu lama tidak ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran, akan rusak atau menghilang.

2.      Teori Interferensi, teori ini menitikberatkan pada isi interval. Teori ini beranggapan bahwa informasi yang sudah disimpan dalam memori jangka panjang masih ada dalam gudang memori (tidak mengalami keausan), akan tetapi jejak-jejak ingatan saling bercampur aduk, mengganggu satu sama lain. Bisa jadi bahwa informasi yang baru diterima mengganggu proses mengingat yang lama, tetapi juga terjadi sebaliknya.
Bila informasi yang baru kita terima menyebabkan kita sulit mencari informasi yang sudah ada dalam memori kita, maka terjadilahinterferensi retroaktif. Sedangkan, bila informasi yang kita terima sulit untuk diingat karena adanya pengaruh ingatan yang sama, maka terjadi proses interferensi proaktif.

3.      Teori Retrieval Failure, teori ini sebenarnya sepakat dengan teori interferensi bahwa informasi yang sudah disimpan dalam memori jangka panjang selalu ada, tetapi kegagalan untuk mengingat kembali lebih disebabkan tidak adanya petunjuk yang memadai. Dengan demikian, bila syarat tersebut dipenuhi (disajikan petunjuk yang tepat), maka informasi tersebut tentu dapat ditelusuri dan diingat kembali.

4.      Teori Motivated Forgetting, menurut teori ini, seseorang akan cenderung berusaha melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan. Hal-hal yang menyakitkan atau tidak menyenangkan ini akan cenderung ditekan atau tidak diperbolehkan muncul dalam kesadaran. Jadi, teori ini beranggapan bahwa informasi yang telah disimpan masih selalu ada.

5.      Lupa Karena Sebab-sebab Fisiologis, para peneliti sepakat bahwa setiap penyimpanan informasi akan disertai berbagai perubahan fisik di otak. Perubahan fisik ini disebut engram. Gangguan pada engram ini akan mengakibatkan lupa yang mengakibatkan amnesia. Bila yang dilupakan adalah berbagai informasi yang telah disimpan beberapa waktu yang lalu, yang bersangkutan disebut menderia amnesia retrograd. Bila yang dilupakan adalah informasi yang baru saja diterimanya, maka orang tersebut menderita amnesia anterograd.

F.       Beberapa Eksperimen Mengenai Ingatan
Beberapa metode yang digunakan dalam penelitian ingatan dapat dikemukakan sebagai berikut:
1.      Metode dengan melihat waktu atau usaha belajar (the learning time method)
Metode ini merupakan metode penelitian ingatan dengan melihat sejauh mana waktu yang diperlukan oleh seseorang untuk dapat menguasai materi yang dipelajari dengan baik, seperti dapat mengingat kembali materi tersebut tanpa kesalahan.
Misalnya seseorang yang disuruh mempelajari suatu syair lagu dan orang tersebut harus menimbulkan kembali syair tanpa ada kesalahan. Bila kriteria ini telah terpenuhi, maka diukur waktu yang diperlukan hingga mencapai kriteria tersebut. Individu yang satu lebih cepat daripada individu yang lain, tetapi ada pula yang lambat. Hal tersebut menunjukkan bahwa waktu atau usaha yang dibutuhkan oleh seseorang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan masing-masing.

2.      Metode belajar kembali (the relearning method)
Metode ini merupakan metode yang berbentuk dimana suatu individu disuruh mempelajari kembali materi yang telah dipelajari sampai pada suatu kriteria tertentu. Dalam relearning, untuk mempelajari materi yang sama untuk kedua kalinya membutuhkan waktu yang relatif lebih singkat dibanding dengan pertemuan pertama.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa semakin sering dipelajari, semakin singkat waktu yang dibutuhkan untuk mempelajarinya, dan semakin banyak materi yang dapat diingat dengan baik, dan makin sedikit materi yang dilupakan. Hal tersebut menunjukkan bahwa prosesrelearning ada waktu yang dihemat untuk disimpan. Oleh karena itu metode ini disebut juga dengan metode saving method.

3.      Metode rekonstruksi
Metode ini menugaskan individu untuk mengkronstruksi kembali materi yang telah diberikan kepadanya. Dalam mengkonstruksi kembali dapat diketahui waktu yang digunakan, kesalahan-kesalahan yang diperbuat, sampai pada kriteria tertentu. Contohnya seperti bermain puzzle.

4.      Metode mengenali kembali (recognition)
Dalam metode ini penelitian dalam memori ditekankan padarecognition (mengenal kembali). Jadi subjek diminta untuk mempelajari materi kemudian materi tadi disajikan ulang dengan penyertaan materi lain. Adanya materi lain untuk mentes subjek apakah ia mampu mengenal kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya diantara materi-materi lain yang disajikan.
5.      Metode mengingat kembali
Dalam metode ini yang ditekankan adalah proses recall(mengingat kembali) terhadap apa yangtelah dipelajari sebelumnya. Misalnya pada tes yang berbentuk essai atau pada tugas-tugas pengarang dimana subjek diminta untuk mengingat kembali peristiwa atau pengalaman yang dialaminya.

6.      Metode asosiasi berpasangan
Metode ini mengambil bentuk subjek disuruh mempelajari materi secara berpasang-pasangan. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan  mengingat apa yang telah dipelajarinya, maka dalam evaluasi, salah satu pasangan digunakan sebagai stimulus, dan subjek disuruh menampilkan kembali (baik recall maupun recognition).

HUMAN INFORMATION PROSESS


HUMAN INFORMATION PROSES

Suatu proses bagaimana manusia menerima, menyimpan, mengintegrasikan, mengambil dan menggunakan informasi.   
Seperti: mendengarkan siaran berita, 
    membaca dan menafsirkan catatan   pelajaran, 
   menemukan penyebab kerusakan mesin dan   sebagainya 

1. Memasukkan Informasi ( Encoding )

        Proses Encoding (pengkodean terhadap apa yang dipersepsi dengan cara mengubah menjadi simbol-simbol atau gelombang-gelombang listrik tertentu yang sesuai dengan peringkat yang ada pada organisme). Jadi encoding merupakan suatu proses mengubah sifat suatu informasi ke dalam bentuk yang sesuai dengan sifat-sifat memori organisme. Proses ini sangat mempengaruhi lamanya suatu informasi disimpan dalam memori.
     
Proses pengubahan informasi ini dapat terjadi dengan dua cara, yaitu:
1  
 -  Tidak sengaja, yaitu apabila hal-hal yang diterima oleh inderanya dimasukkan dengan    tidak sengaja ke dalam ingatannya. Contoh konkritnya dapat kita lihat pada anak-anak yang  umumnya menyimpan pengalaman yang tidak disengaja, misalnya bahwa ia akan mendapat apa yang diinginkan jika ia menangis keras-keras sambil berguling-guling.
    -  Sengaja, yaitu bila individu dengan sengaja memasukkan pengalaman dan pengetahuan ke dalam ingatannya. Contohnya kita sebagai mahasiswa, dimana dengan sengaja kita memasukkan segala hal yang dipelajarinya di perguruan tinggi.

2    2. Fungsi Penyimpanan ( Storage )
ungsi kedua dari ingatan adalah mengenai penyimpanan (penyimpanan terhadap apa yang telah diproses dalam encoding, apa yang dipelajari atau apa yang dipersepsi). Sesuatu yang telah dipelajari biasanya akan tersimpan dalam bentuk jejak-jejak (traces) dan bisa ditimbulkan kembali. Jejak-jejak tersebut biasa juga disebut dengan memory traces. Walaupun disimpan namun jika tidak sering digunakan maka memory traces tersebut bisa sulit untuk ditimbulkan kembali bahkan juga hilang, dan ini yang disebut dengan kelupaan. Sehubungan dengan masalah retensi dan kelupaan, ada satu hal yang penting yang dapat dicatat, yaitu mengenai interval atau waktu antara memasukkan dan menimbulkan kembali.
Atkinson dan Shiffrin (Lefrancois, 1991)
è 3 tipe penyimpanan (storage) informasi yaitu:
        short-term sensory storage (sensory memory),
        short-term memory,
        dan long-term memor






ž  Menurut Calfee (dalam Lefrancois, 1991) memori jangka pendek merupakan semacam coretan pada pikiran yang terdiri dari apa yang kita sadari secara langsung
ž  Memori jangka panjang è bagian dari sistem memori yang menyimpan banyak informasi secara relatif permanen selama periode waktu yang lama, semua yang kita ketahui tetapi tidak dalam kesadaran langsung, memiliki kapasitas yang sangat besar


3. Mengingat
Fungsi ketiga ingatan adalah berkaitan dengan menimbulkan kembali hal-hal yang disimpan dalam ingatan. Proses mengingat kembali merupakan suatu proses mencari dan menemukan informasi yang disimpan dalam memori untuk digunakan kembali bila dibutuhkan. Mekanisme dalam proses mengingat kembali sangat membantu organisme dalam menghadapi berbagai persoalan sehari-hari. Seseorang dikatakan “Belajar dari Pengalaman” karena ia mampu menggunakan berbagai informasi yang telah diterimanya di masa lalu untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi saat ini juga.
Menimbulkan kembali ingatan yang sudah disimpan dapat menggunakan cara:
1.       Recall, yaitu proses mengingat kembali informasi yang dipelajari di masa lalu tanpa petunjuk yang dihadapkan pada organisme. Conyohnya mengingat nama seseorang tanpa kehadiran orang yang dimaksud.
2.       Recognize, yaitu proses mengenal kembali informasi yang sudah dipelajari melalui suatu petunjuk yang dihadapkan pada organisme. Contohnya mengingat nama seseorang saat ia berjumpa dengan orang yang bersangkutan.
3.       Redintegrative, yaitu proses mengingat dengan menghubungkan berbagai informasi menjadi suatu konsep atau cerita yang cukup kompleks. Proses mengingat reintegrativeterjadi bila seseorang ditanya sebuah nama, misalnya Siti Nurbaya (tokoh sinetron), maka akan teringat banyak hal dari tokoh tersebut karena orang tersebut telah menontonnya berkali-kali.

HUMAN INFORMATION PROCESS


HUMAN INFORMATION PROSES

Suatu proses bagaimana manusia menerima, menyimpan, mengintegrasikan, mengambil dan menggunakan informasi.   
Seperti: mendengarkan siaran berita, 
    membaca dan menafsirkan catatan   pelajaran, 
   menemukan penyebab kerusakan mesin dan   sebagainya 

1. Memasukkan Informasi ( Encoding )

        Proses Encoding (pengkodean terhadap apa yang dipersepsi dengan cara mengubah menjadi simbol-simbol atau gelombang-gelombang listrik tertentu yang sesuai dengan peringkat yang ada pada organisme). Jadi encoding merupakan suatu proses mengubah sifat suatu informasi ke dalam bentuk yang sesuai dengan sifat-sifat memori organisme. Proses ini sangat mempengaruhi lamanya suatu informasi disimpan dalam memori.
     
Proses pengubahan informasi ini dapat terjadi dengan dua cara, yaitu:
1  
 -  Tidak sengaja, yaitu apabila hal-hal yang diterima oleh inderanya dimasukkan dengan    tidak sengaja ke dalam ingatannya. Contoh konkritnya dapat kita lihat pada anak-anak yang  umumnya menyimpan pengalaman yang tidak disengaja, misalnya bahwa ia akan mendapat apa yang diinginkan jika ia menangis keras-keras sambil berguling-guling.
    -  Sengaja, yaitu bila individu dengan sengaja memasukkan pengalaman dan pengetahuan ke dalam ingatannya. Contohnya kita sebagai mahasiswa, dimana dengan sengaja kita memasukkan segala hal yang dipelajarinya di perguruan tinggi.

2    2. Fungsi Penyimpanan ( Storage )
ungsi kedua dari ingatan adalah mengenai penyimpanan (penyimpanan terhadap apa yang telah diproses dalam encoding, apa yang dipelajari atau apa yang dipersepsi). Sesuatu yang telah dipelajari biasanya akan tersimpan dalam bentuk jejak-jejak (traces) dan bisa ditimbulkan kembali. Jejak-jejak tersebut biasa juga disebut dengan memory traces. Walaupun disimpan namun jika tidak sering digunakan maka memory traces tersebut bisa sulit untuk ditimbulkan kembali bahkan juga hilang, dan ini yang disebut dengan kelupaan. Sehubungan dengan masalah retensi dan kelupaan, ada satu hal yang penting yang dapat dicatat, yaitu mengenai interval atau waktu antara memasukkan dan menimbulkan kembali.
Atkinson dan Shiffrin (Lefrancois, 1991)
è 3 tipe penyimpanan (storageinformasi yaitu:
        short-term sensory storage (sensory memory),
        short-term memory,
        dan long-term memor






ž  Menurut Calfee (dalam Lefrancois, 1991) memori jangka pendek merupakan semacam coretan pada pikiran yang terdiri dari apa yang kita sadari secara langsung
ž  Memori jangka panjang è bagian dari sistem memori yang menyimpan banyak informasi secara relatif permanen selama periode waktu yang lama, semua yang kita ketahui tetapi tidak dalam kesadaran langsung, memiliki kapasitas yang sangat besar


3. Mengingat
Fungsi ketiga ingatan adalah berkaitan dengan menimbulkan kembali hal-hal yang disimpan dalam ingatan. Proses mengingat kembali merupakan suatu proses mencari dan menemukan informasi yang disimpan dalam memori untuk digunakan kembali bila dibutuhkan. Mekanisme dalam proses mengingat kembali sangat membantu organisme dalam menghadapi berbagai persoalan sehari-hari. Seseorang dikatakan “Belajar dari Pengalaman” karena ia mampu menggunakan berbagai informasi yang telah diterimanya di masa lalu untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi saat ini juga.
Menimbulkan kembali ingatan yang sudah disimpan dapat menggunakan cara:
1.       Recall, yaitu proses mengingat kembali informasi yang dipelajari di masa lalu tanpa petunjuk yang dihadapkan pada organisme. Conyohnya mengingat nama seseorang tanpa kehadiran orang yang dimaksud.
2.       Recognize, yaitu proses mengenal kembali informasi yang sudah dipelajari melalui suatu petunjuk yang dihadapkan pada organisme. Contohnya mengingat nama seseorang saat ia berjumpa dengan orang yang bersangkutan.
3.       Redintegrative, yaitu proses mengingat dengan menghubungkan berbagai informasi menjadi suatu konsep atau cerita yang cukup kompleks. Proses mengingat reintegrativeterjadi bila seseorang ditanya sebuah nama, misalnya Siti Nurbaya (tokoh sinetron), maka akan teringat banyak hal dari tokoh tersebut karena orang tersebut telah menontonnya berkali-kali.

Jumat, 15 Maret 2013

Cognitive Psychologi













A. Pengertian Psikologi Kognitif


Adalah salah satu cabang dari psikologi denganpendekatan kognitif untuk memahami perilaku manusia. Psikologikognitif mempelajari tentang cara manusia menerima, mempersepsi,mempelajari, menalar, mengingat dan berpikir tentang suatu informasi, oleh karena itu psikologi kognitif sering disebut juga psikologi informasi. Psikologi kognitif mempelajari bagaimana arus informasi yang ditangkap oleh indera diproses dalam jiwa seseorang sebelum diendapkan dalam kesadaran atau diwujudkan dalam bentuk tingkah laku. Reaksi terhadap rangsang, demikian menurut teori ini, tidak selalu keluar berupa tingkah laku yang nyata (respons yang overt) akan tetapi juga bisa mengendap berupa ingatan atau diproses menjadi gejolak perasaan (gelisah, kepuasan kekecewaan dsb) atau sikap (suka, tidak suka dia).




B. Sejarah Psikologi Kognitif

B.1 Sejarah masa filsuf

Awalnya adalah perdebatan para fulsuf zaman yunani kuno Aristoteles dan Plato mengenai asal mula ilmu pengetahuan.

Aristoteles :  "ilmu pengetahuan awalnya berasal dari jantung"











pernyataan diatas disangkal oleh Plato yang mengatakan bahwa "Ilmu pengetahuan berasal dari Otak" .


Pada abad kedelapan belas, psikologi filosofis dibawa ke situasi saat mulai berperannya psikologi empiris yang dipelopori oleh George Berkeley, James Mill dan putranya John Stuart Mill.
 Pada zaman ini, setidaknya ada dua postulat tentang pembentukan gagasan internal (dalam pikiran). Yang pertama adalah perwujudan internal dibentuk berdasarkan aturan yang jelas (ada hukumnya). Kedua, perwujudan serta pengalihan gagasan internal membutuhkan waktu dan usaha. Selama abad ke-19, para psikolog semakin memisahkan diri dari filsafat yang spekulatif dan membentuk sebuah disiplin yang empiris. Di masa ini, ada dua kubu besar yangmelakukan studi tentang perwujudan internal. Ada yang dipimpin oleh Wundt di Jerman dan oleh Titchener di Amerika Serikat yang menekankan pada struktur perwujudan mental serta ada juga rentano di Austria yang menekankan pada proses atau perbuatan. Brentano menganggap bahwa wujud internal adalah sesuatu yang statis dan tidak perlu dipelajari. Studi kerja kognitif menurut Bretano adalah membandingkan, menilai, dan merasakan sebagai objek studi yang tepat.Berangkat dari ide ini, psikologi semakin bergeser menuju ke arah lahirnyabehavioristik yang berpendapat bahwa perilaku yang dapat diamati yang dapat dipelajari.

Akan tetapi, behavioris seperti Hull dan Tolman dalam postulat/teorinya memasukkan gagasan adanya variabel ”pengantara” yang tidak dapat diamati dalam perilaku manusia. Di masa berkembangnya, behavioris mendominasi Amerika yang sedikit mematikan ketertarikan terhadap kognisi. Namun, Perang Dunia II membawa kembali minat pada studi tentang kognisi. Pada masa itu, dibutuhkan pemahaman tentang human factor. Studi dibutuhkan untuk menjawab bagaimana prajurit dapat memusatkan perhatian dengan lebih baik serta akurat dalam penglihatan dan pendengaran. Hal ini kemudian mendasari lahirnya alat tes psikologi untuk tentara yang berhubungan dengan inteligensi/bakat (kognisi).


B.2 Sejarah Perkembangan Psikologi Kognitif


Dari sejarahnya diketahui bahwa perkembangan psikologi kognitif berawal dari hijrahnya Kurt Lewin ke Amerika Serikat karena kejaran Nazi Jerman menjelang perang dunia 2. Di Amerika Serikat, dari universitas-universitas tempatnya bekerja di lowa dan Massachussests, Lewin menyebarkan teori-teori psikologi gestalt yang telah dikembangkannya menjadi teori lapangan. Teori lapangan ini seperti telah diketahui adalah teori yang membahas proses psikologik yang terjadi dalam diri seseorang. Dengan perkata lain, teori lapangan mempelajari unsur O (organisme) yang dalam teorinya Tolman dinyatakan bahwa mempelajari O harus dilaksanakan dengan mencari hubungan antara B (behavior atau tingkah laku) dengan S (situasi) dan A (antecedent atau peristiwa-peristiwa yang mendahului). Hubungan S-R dalam teori Thorndike, menurut Tolman perlu dijadikan hubungan S-O-R. dalam hubungan S-O-R inilah teori-teori psikologi lapangan mendapat tempatnya dalam dunia psikologi di Amerika Serikat yang pada waktu itu didominasi oleh behaviorisme, untuk kemudian berkembang menjadi teori kognitif.



C. Metode Penelitian Psikologi Kognitif

C.1 Pengertian Metode Penelitian

Metode penelitian  yang digunakan dalam psikologi kognitif bersumber dari metode yang digunakan para peneliti  Jerman (Wundt dkk) untuk mempelajari memori, asosiasi, dan proses-proses psikologis. Teknik-teknik peneletian tersebut menjadi alat utama psikologi eksperimen. Seiring berkembangnya psikologi kognitif menjadi menjadi ilmu yang bersifat interdisipliner, ilmu ini meminjam metode-metode penelitian dari cabang ilmu lain dan memodifikasi metode-metode tersebut untuk mempelajari proses kognitif. Metode penelitian adalah alat yang kita gunakan untuk memahami, menguji, dan mengembangkan ide-ide baru.

C.2 Jenis-jenis Metode Penelitian Psikologi Kognitif


a. Penelitian Biologis
Menggunakan keterkaitan antara aktivitas otak dengan perilaku yangdilakukan atau diamati. Penelitian ini dapat difasilitasi dengan alat-alatyang memberikan bayangan otak
(Brain imagin) dengan menggunakan MRI, EEG, MRI, PET, NIRS dan lain-lain.peminatan lain menyangkut penelitian di bidang spiritualitas. Spiritualitasdapat dianggap sebagai salah satu fenomena mental manusia yang kinidapat dilihat intrumen pemindai otak.

  b. Self Report
Peserta penelitian memberikan laporan mengenai hal yang merekaalami, rasakan atau ingat berkaitan dengan suatu rangsang tertentu.

c. Eksperimen laboratorium terkontrol
Penelitian dilakukan pada tempat dan waktu tertentu dan biasanya telahdiatur lingkungan sekitar agar tidak menjadi variabel pengganggu dariproses kognisi yang akan diukur pada eksperimen.

d. Waktu reaksi
Menggunakan kecepatan seseorang untuk bereaksi terhadap stimulustertentu. Hal ini an waktu pemrosesan dalam berpikirdapat menggambarkan pengaruh stimulus terhadap proses kognisi yang  terjadi



1.5 Kesimpulan

Psikologi Kognitif adalah bagian dari cabang ilmu Psikologi yang membahas mengenai proses kognisi pada manusia, didalamnya terdapat pembahasan mengenai proses berfikir, mengingat, dan pemahaman bahasan. Kaitannya sangatlah erat dengan psikologi karena psikologi bukan hanya membahas  tingkah laku yang kovert tapi juga yang overt , terlebih lagi psikologi kognitif membantu seorang psikolog dalam menangani  gangguan belajar pada anak-anak sekolah, berbahasa, dan banyak lagi yang melibatkan proses kognisi oleh karena itu kontribusi ilmu psikologi kognitif dalam psikologi sangat diperlukan.




Refecence



Sternberg, R.J.(2006) Cognitive Psychology(4th Ed). Belmont, CA : Thomson Wadsworth

Sternberg, R.J.(2006) Cognitive Psychology(4th Ed). Belmont, CA : Thomson Wadsworth