A. Pengertian Psikologi Kognitif
Adalah salah satu cabang dari psikologi denganpendekatan kognitif untuk memahami perilaku manusia. Psikologikognitif mempelajari tentang cara manusia menerima, mempersepsi,mempelajari, menalar, mengingat dan berpikir tentang suatu informasi, oleh karena itu psikologi kognitif sering disebut juga psikologi informasi. Psikologi kognitif mempelajari bagaimana arus informasi yang ditangkap oleh indera diproses dalam jiwa seseorang sebelum diendapkan dalam kesadaran atau diwujudkan dalam bentuk tingkah laku. Reaksi terhadap rangsang, demikian menurut teori ini, tidak selalu keluar berupa tingkah laku yang nyata (respons yang overt) akan tetapi juga bisa mengendap berupa ingatan atau diproses menjadi gejolak perasaan (gelisah, kepuasan kekecewaan dsb) atau sikap (suka, tidak suka dia).
B. Sejarah Psikologi Kognitif
B.1 Sejarah masa filsuf
Awalnya adalah perdebatan para fulsuf zaman yunani kuno Aristoteles dan Plato mengenai asal mula ilmu pengetahuan.
Aristoteles : "ilmu pengetahuan awalnya berasal dari jantung"
pernyataan diatas disangkal oleh Plato yang mengatakan bahwa "Ilmu pengetahuan berasal dari Otak" .
Pada abad kedelapan belas, psikologi filosofis dibawa ke situasi saat mulai berperannya psikologi empiris yang dipelopori oleh George Berkeley, James Mill dan putranya John Stuart Mill.
Pada zaman ini, setidaknya ada dua postulat tentang pembentukan gagasan internal (dalam pikiran). Yang pertama adalah perwujudan internal dibentuk berdasarkan aturan yang jelas (ada hukumnya). Kedua, perwujudan serta pengalihan gagasan internal membutuhkan waktu dan usaha. Selama abad ke-19, para psikolog semakin memisahkan diri dari filsafat yang spekulatif dan membentuk sebuah disiplin yang empiris. Di masa ini, ada dua kubu besar yangmelakukan studi tentang perwujudan internal. Ada yang dipimpin oleh Wundt di Jerman dan oleh Titchener di Amerika Serikat yang menekankan pada struktur perwujudan mental serta ada juga rentano di Austria yang menekankan pada proses atau perbuatan. Brentano menganggap bahwa wujud internal adalah sesuatu yang statis dan tidak perlu dipelajari. Studi kerja kognitif menurut Bretano adalah membandingkan, menilai, dan merasakan sebagai objek studi yang tepat.Berangkat dari ide ini, psikologi semakin bergeser menuju ke arah lahirnyabehavioristik yang berpendapat bahwa perilaku yang dapat diamati yang dapat dipelajari.
Akan tetapi, behavioris seperti Hull dan Tolman dalam postulat/teorinya memasukkan gagasan adanya variabel ”pengantara” yang tidak dapat diamati dalam perilaku manusia. Di masa berkembangnya, behavioris mendominasi Amerika yang sedikit mematikan ketertarikan terhadap kognisi. Namun, Perang Dunia II membawa kembali minat pada studi tentang kognisi. Pada masa itu, dibutuhkan pemahaman tentang human factor. Studi dibutuhkan untuk menjawab bagaimana prajurit dapat memusatkan perhatian dengan lebih baik serta akurat dalam penglihatan dan pendengaran. Hal ini kemudian mendasari lahirnya alat tes psikologi untuk tentara yang berhubungan dengan inteligensi/bakat (kognisi).
B.2 Sejarah Perkembangan Psikologi Kognitif
Dari sejarahnya diketahui bahwa perkembangan psikologi kognitif berawal dari hijrahnya Kurt Lewin ke Amerika Serikat karena kejaran Nazi Jerman menjelang perang dunia 2. Di Amerika Serikat, dari universitas-universitas tempatnya bekerja di lowa dan Massachussests, Lewin menyebarkan teori-teori psikologi gestalt yang telah dikembangkannya menjadi teori lapangan. Teori lapangan ini seperti telah diketahui adalah teori yang membahas proses psikologik yang terjadi dalam diri seseorang. Dengan perkata lain, teori lapangan mempelajari unsur O (organisme) yang dalam teorinya Tolman dinyatakan bahwa mempelajari O harus dilaksanakan dengan mencari hubungan antara B (behavior atau tingkah laku) dengan S (situasi) dan A (antecedent atau peristiwa-peristiwa yang mendahului). Hubungan S-R dalam teori Thorndike, menurut Tolman perlu dijadikan hubungan S-O-R. dalam hubungan S-O-R inilah teori-teori psikologi lapangan mendapat tempatnya dalam dunia psikologi di Amerika Serikat yang pada waktu itu didominasi oleh behaviorisme, untuk kemudian berkembang menjadi teori kognitif.
C. Metode Penelitian Psikologi Kognitif
C.1 Pengertian Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam psikologi kognitif bersumber dari metode yang digunakan para peneliti Jerman (Wundt dkk) untuk mempelajari memori, asosiasi, dan proses-proses psikologis. Teknik-teknik peneletian tersebut menjadi alat utama psikologi eksperimen. Seiring berkembangnya psikologi kognitif menjadi menjadi ilmu yang bersifat interdisipliner, ilmu ini meminjam metode-metode penelitian dari cabang ilmu lain dan memodifikasi metode-metode tersebut untuk mempelajari proses kognitif. Metode penelitian adalah alat yang kita gunakan untuk memahami, menguji, dan mengembangkan ide-ide baru.
C.2 Jenis-jenis Metode Penelitian Psikologi Kognitif
a. Penelitian Biologis
Menggunakan keterkaitan antara aktivitas otak dengan perilaku yangdilakukan atau diamati. Penelitian ini dapat difasilitasi dengan alat-alatyang memberikan bayangan otak
(Brain imagin) dengan menggunakan MRI, EEG, MRI, PET, NIRS dan lain-lain.peminatan lain menyangkut penelitian di bidang spiritualitas. Spiritualitasdapat dianggap sebagai salah satu fenomena mental manusia yang kinidapat dilihat intrumen pemindai otak.
b. Self Report
Peserta penelitian memberikan laporan mengenai hal yang merekaalami, rasakan atau ingat berkaitan dengan suatu rangsang tertentu.
c. Eksperimen laboratorium terkontrol
Penelitian dilakukan pada tempat dan waktu tertentu dan biasanya telahdiatur lingkungan sekitar agar tidak menjadi variabel pengganggu dariproses kognisi yang akan diukur pada eksperimen.
d. Waktu reaksi
Menggunakan kecepatan seseorang untuk bereaksi terhadap stimulustertentu. Hal ini an waktu pemrosesan dalam berpikirdapat menggambarkan pengaruh stimulus terhadap proses kognisi yang terjadi
1.5
Kesimpulan
Psikologi Kognitif adalah bagian dari cabang ilmu Psikologi yang membahas mengenai proses kognisi pada manusia, didalamnya terdapat pembahasan mengenai proses berfikir, mengingat, dan pemahaman bahasan. Kaitannya sangatlah erat dengan psikologi karena psikologi bukan hanya membahas tingkah laku yang kovert tapi juga yang overt , terlebih lagi psikologi kognitif membantu seorang psikolog dalam menangani gangguan belajar pada anak-anak sekolah, berbahasa, dan banyak lagi yang melibatkan proses kognisi oleh karena itu kontribusi ilmu psikologi kognitif dalam psikologi sangat diperlukan.
Refecence
Sternberg, R.J.(2006) Cognitive Psychology(4th Ed). Belmont, CA : Thomson Wadsworth
Sternberg, R.J.(2006) Cognitive Psychology(4th Ed). Belmont, CA : Thomson Wadsworth